Dalam rangka mendekatkan seni dengan warga Komunitas Gubuak Kopi bersama Pemuda Kelurahan Kampung Jawa Kota Solok menggelar “Kelas Warga” yang terdiri dari serangkaian kegiatan, diantarnya:
Workshop Pengenalan Seni Teater & Pertunjukan (monolog, pembacaan puisi, dan pantomime)
Karya di video:
Judul Naskah: Tolong
Penulis Naskah: Nano Rianti Arno
Aktor : Leony Farishi (biasa disapa Naomi)
Potongan karya komposisi musik oleh Kelompok Karawitan Bp14 (Mahasiswa Jurusan Seni Karawitan Angkatan 2014), sebuah ‘commision works’ sebagai kado spesial dan pembuka helat Ulang Tahun Ke 2 Ota Rabu Malam & malam apresiasi Musik Tanpa Batas #7.
Pengembangan karakter melodi ‘tradisi kucapi sijobang’ oleh kelompok Ensiklotree Ensiklofree. Dipertunjukan pada event Art-Sip dalam merayakan 50 Tahun ISI Padangpanjang.
Dengan bangga Otarabumalam menghadirkan #MusikTanpaBatas vol 7. Kali ini otarabumalam mengangkat tema, Selamatkan Ritem Sumatera.
Kurasi sederhana ini bertujuan menghidupkan kembali pola ritmis musik-musik Sumatra. Menghidupkan bukan berarti mengawetkannya, @otarabumalam mengundang sejumlah kelompok yg telah dan berani bermain atau bereskplorasi dengan pola ritmis tersebut.
Taman Bunga adalah sebuah sebuah grup musik dari Kota Padangpanjang yang meleburkan cita rasa dangdut, orkes melayu, Minang dengan sederhana. Sejak awal terbentuknya, pada tahun 2012, Orkes Taman Bunga hadir dengan gaya yang nyetrik ala 80-an, selain memang terpengaruh dari gaya musik OM PMR, Taman Bunga juga menganggap gaya musik seperti ini memang menarik untuk dihadirkan dalam situasi sosial dan budaya saat ini. Lagu-lagu Orkes Taman Bunga, seperti halnya OM PMR dan NUNUNG CS selalu berusaha mengajak penonton tertawa atau lebih tepatnya menertawakan kemirisan yang terjadi disekitar kita.
Benar kita bukanlah grup musik serius, kita adalah orang-orang yang suka humor, tapi kita selalu mencoba serius untuk menciptakan humor itu. Hingga saat ini, Taman Bunga telah meluncurkan lima buah lagu, Balada Si Udin, Wisudahan, Love Story, Pengangguran, dan Full Colour, dari lima nomor tersebut rata-rata menceritakan kemirisan dikalangan generasi muda terutama kalangan mahasiswa. Semisal “Balada Si Udin”, lagu ii bercerita tentang seorang anak perantauan yang diteror-teror uang kos oleh ibu kos. Si Udin, sering mencari-cari alasan untuk menunda-nunda uang kos. Atau lagu “Wisudahan”, kisah yang paling sering kita temui di Padangpanjang. Yaitu, kisah seorang mahasiswa yang sudah kuliah terlalu lama, lalu dipaksakan untuk wisuda oleh – mungkin dosen – karena tidak juga tamat-tamat. Atau “Love Story” tentang percintaan yang akhirnya yang sering gagal, dan juga membuat kuliah sering lalai yang akhirnya mendapatkan banyak nilai E.
Untuk saat ini Taman Bunga mengamati hal itu sebagai persoalan yang banyak dirasakan oleh anak muda. Sering kali itu membuat minder, tapi buat kita itu adalah sebuah proses, suatu bagian kecil dari kehidupan yang juga harus dinikmati, atau bahkan kita bikin tertawa. Karena kita yakin, ketika kita sedang menertawakan kemirisan kita, disaat yang sama kita juga mengevaluasi diri kita, lalu menyusun strategi kreatif untuk “move on” tanpa menyesali atau mengumpat hal itu. Taman Bunga bersusaha mengkampanyekan spirit itu melalui musik.
Taman Bunga terdiri dari formasi Leva atau Lepok yang pada vokal dan gendang, Bujadil pada guitar/mandolin, Bojes pada violin, Pak Yo pada mandolin/gambus, Fadli Inyiak pada instrument tiup, Tonoik pada Bass, Ajo pada achordeon, Nicko Otong dengan gendang mambo, Uncu diposisi cuk lele dan Syofwan pada vokal dan tamborin. Pada dasarnya orang-orang ini sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia musik-musik, apa lagi musik-musik serius. Rata-rata mereka adalah komposer yang telah mempresentasikan karya-karya komposisi musik mereka baik dalam konteks ujian ketika kuliah di ISI Padangpanjang, ataupun pada festival-festival worldmusic – dalam negeri atau luar negeri. Seperti Sofwan atau biasa disapa Puan, selain juga meluncurkan album lagu pop-Minang, ia juga beberapa kali melakukan pertunjukan komposisi musik di Malaysia dan eropa, dengan tim kesenian ISI Padangpanjang, ataupun bersama Grup Musik Talago Buni. Begitu juga dengan Leva, selain aktif manggung bersama Talago Buni di luar negeri dia juga seorang drumer di band Reggae ternama di Padang: Ranah Rasta. Bergitu juga dengan pemain lainnya, track-recordnya dalam bermusik sudah cukup luas.
Bersama Taman Bunga, musisi-musisi berkumpul dan membentuk sesuatu yang baru. Sesuatu yang mengajak kita menari-menari sampai jungkir balik bersama bunga-bunga. Awalnya kita sempat ragu musik seperti ini akan diterima oleh banyak orang-orang. Namun ternyata keraguan itu salah, walaupun kita belum punya skedul manggung, tapi setiap kali kita manggung kita senang setiap orang bisa berjoged bersama menikmatinya. Baik mereka yang datang dengan mobil, jalan kaki, bus, motor, gondrong, cepak, tatoan, dan lain-lain semua bisa berjoget bersama. Begitu juga ketika pada acara festival tari nasional di Padang, mereka yang datang dari Palembang, Medan, Makasar, dll ternyata juga bisa menikmati musik kita yang juga identik dengan rasa Minang-nya, dan buat kami itu merupakan suatu kebanggan tersendiri. Hingga saat ini Taman Bunga telah melakukan beberapa pertunjukan di Beberapa kota di Sumatera Barat dan Riau.
CENDANANEWS (Padang Panjang) –- Pada malam minggu kemarin Ota Rabu Malam dibawah sokongan Himpunan Mahasiswa Jurusan Seni Karawitan ISI Padang Panjang, kembali menggelar pertunjukan Musik Tanpa Batas (MTB) jilid VI. Enam peserta tampil memukau dengan gaya garapan yang berbeda-beda, di Gedung Auditorium Boestnoel Arifin Adam ISI Padang Panjang, pada 30 Mei 2015. 20.00 WIB.